Cari Blog Ini

Sabtu, 23 Maret 2013

Pembagian Wilayah Fauna di Dunia Saturday, April 3, 2010 7:03:27 AM





Persebaran fauna di muka bumi ini didasarkan oleh factor fisiografik, klimatik, dan biota yang berbeda antara wilayah yang satu dengan lainnya, sehingga menyebabkan perbedaan jenis hewan di suatu wilayah. Misalnya, hewan yang bisa hidup di pegunungan akan sulit hidup di dataran rendah atau hewan yang biasa hidup di daerah panas akan sulit hidup di daerah yang beriklim dingin. Di samping itu, factor sejarah geologi juga mempengaruhi persebaran hewan di wilayah tertentu. Karena wilayah tersebut pernah menjadi satu. Pada tahun 1876 Alfred Russel Wallace membagi wilayah persebaran fauna atas 8 wilayah yaitu :

1. wilayah Ethiopian.

Wilayah persebarannya meliputi benua Afrika dari sebelah selatan gurunSahara, Madagaskar, dan Selatan Saudi Arabia. Hewan yang khas daerah ini adalah gajah Afrika, Badak Afrika, gorilla, baboon, simpanse, jerapah, mamalia padang rumput seperti zebra, antilope, kijang, singa, jerapah, harimau, dan mamalia pemakan serangga yaitu, trenggiling. Mamalia endemic di wilayah ini adalah kuda nil yang hanya terdapat di sungai nil, Mesir. Namun di Madagaskar juga terdapat kuda nil namun lebih kecil. Wilayah Ethiopian juga memiliki hewan yang hampir sama dengan di wilayah oriental seperti golongan kucing, bajing, tikus, babi hutan, kelelawar, dan anjing.

2. Wilayah Paleartik.

Wilayah persebarannya sangat luas meliputi hampir seluruh benua Eropa, uni soviet, daerah sekitar kutub utara sampai pegunungan himalaya, kepulauan inggris di eropa barat sampai Jepang, selat Bering di pantai pasifik dan benua Afrika paling utara. Beberapa jenis fauna paleartik yang tetap bertahan di lingkungan aslinya yaitu, panda di cina, unta di afrika utara, binatang kutub seperti rusa, kucing kutub, beruang kutub. Binatang yang berasal dari wilayah ini antara lain, kelinci, berbagai spesies anjing, kelelawar, bajing dan kijang telah menyebar ke wilayah lain.

3. Wilayah Neartik.

Wilayah persebarannya meliputi kawasan Amerika Serikat, Amerika Utara dekat kutub utara, dan Greenland. Hewan khas daerah ini adalah kalkun liar, tikus berkantung di gurun pasir timur, bison, muskox, caribau, domba gunung. Di daerah ini juga terdapat beberapa jenis hewan yang ada di wilayah paleartik seperti, kelinci, kelelawar, anjing, kucing, dan bajing.

4. Wilayah Neotropikal.

Wilayah persebarannya meliputi kawasan Amerika Selatan, dan sebagian besar Meksiko. Iklim di wilayah ini sebagian besar beriklim tropic dan bagian selatan beriklim sedang. Hewan endemiknya ikan piranha dan belut listrik di sungai Amazon, Ilama (sejenis unta) di padang pasir Atacama (Peru), tapir, dan kera hidung merah. Neotropikal sangat terkenal sebagai wilayah fauna Vertebrata karena jenisnya yang sangat beragam dan spesifik seperti beberapa jenis monyet, trenggiling, beberapa jenis reptile seperti buaya, ular, kadal, beberapa spesies burung dan ada sejenis kelelawar penghisap darah.

5. Wilayah Oriental.

Tersebar di kawasan Asia Tenggara dan Asia Selatan. Fauna Indonesia yang masuk di wilayah ini hanya di Indonesia bagian barat. Hewan yang khas ini adalah harimau, orang utan, gibbon, rusa, banteng, dan badak bercula satu. Hewan lainnya adalah badak bercula dua, gajah, beruang, antilop, berbagai jenis reptile, dan ikan. Adanya jenis hewan yang hampir sama dengan wilayah Ethiopian antara lain, kucing, anjing, monyet, gajah, badak, dan harimau.

6. Wilayah Australian.

Wilayah ini mencakup kawasan Australian, Selandia baru, Irian, Maluku, dan pulau-pulau sekitarnya. Beberapa hewan khas wilayah ini adalah kangguru, kiwi, koala, cocor bebek (sejenis mamalia bertelur), terdapat juga beberapa jenis burung yang khas wilayah ini seperti burung cendrawasih, kasuari, kakatua, dan betet kelompok reptile antara lain buaya, kura-kura, ular pitoon.

7. Wilayah Oceanik.

Fauna di wilayah ini tersebar di kawasan kepulauan di samudera pasifik. Wilayah ini merupakan pengembangan dari wilayah Australian daratan, dengan spesifikasi fauna tertentu. Oleh karena itu jenis faunanya hanpir sama denganwilayah Australia.

8. Wilayah Antartik.

Wilayahnya mencakup kawasan di kutub selatan. Jenis fauna yang hidup di daerah ini memiliki bulu lebat dan mampu menahan dingin. Misalnya rusa kutub, burung penguin, anjing laut, kelinci kutub, dan beruang kutub.

Mengenal Iklim Indonesia

Posted by kadarsah pada November 30, 2007
Iklim adalah rata-rata cuaca dalam periode yang panjang. Sedangkan cuaca merupakan keadaan atmosfer pada suatu saat. Ilmu yang mempelajari iklim adalah klimatologi. Meteorologi mempelajari proses fisis dan gejala cuaca yang terjadi didalam atmosfer terutama pada lapisan bawah (troposfer).
Klimatologi berasala dari bahasa Yunani klima dan logos. Klima berarti kemiringan bumi yang terfokus pada pengertian lintang tempat. Logos berarti ilmu.
Meteorologi berasal dari bahasa Yunani, meteoros dan logos. Meteoros berarti benda yang ada didalam udara.
Pembagian klimatologi berdasarkan cakupan daerah kajian:
1. Makroklimatologi : ukuran global
2. Mesoklimatologi : ukuran 10-100 km
3. Mikroklimatologi : ukuran kurang dari 100 m
Sistem iklim terdiri komponen:
1. atmosfer atau udara
2. litosfer atau batuan
3. hidrosfer terdiri dari cair atau air
4. kriosfer tediri dari es,salju dan gletser.
5. biosfer terdiri tumbuhan dan mahluk hidup.
Di permukaan bumi banyak sekali macam iklim, untuk menyederhanakan maka dilakukan upaya pengelompokan iklim.
Pengelompokan iklim berdasarkan pendekatan:
1. metode genetik : penentu faktor iklim yaitu pola sirkulasi udara, radiasi bersih dan fluks kelembaban.
2. metode generik ( empirik).: unsur iklim yang diamati atau efeknya terhadap gejala lain, contohnya manusia atau tumbuhan.
Mayoritas pengelompokan iklim menggunakan metode genetik sekitar 10 % sisanya berdasarkan metode empirik.
Metode Genetik digunakan oleh:
1. H.Flohn (1950) berdasarkan : sabuk angin global dan ciri curahan
2. Strahler (1969) berdasarkan: massa udara yang dominan dan ciri curahan.
3. Budyko (1956) berdasarkan: neraca energi ( indeks radiasi kekeringan).
Metode empirik:
1. Koppen (1900) berdasarkan hubungan iklim dengan tumbuhan dengan kriteria numerik digunakan untuk menentukan jenis dan unsur iklim.
2. Thornthwaite berdasarkan evapotranspirasi dan curah hujan.
3. Miller berdasarkan suhu dan curah hujan.
4. Schmidt & Ferguson (1951) berdasarkan curah hujan untuk menentukan jumlah bulan kering dan bulan basah.
5. Oldeman (1975) berdasarkan curah hujan yang difokuskan pada bidang pertanian
6. Mohr berdasarkan tingkat kelembaban dengan menyertakan pengaruh curah hujan
7. Miller berdasarkan suhu dan curah hujan
Jenis Iklim Flohn (1950):
Jenis Iklim
Karakteristik Curah Hujan
I
Katulistiwa Barat
Basah
II
Tropis
Hujan musim panas
III
Kering subtropics
Kering sepanjang tahun
IV
Hujan musim dingin
Hujan musim dingin
V
Ekstra tropis barat
Curahan sepanjang tahun
VI
Subpolar
Curahan sepanjang tahun tetapi terbatas
VIa
Sub Benua Boreal
Curahan musim panas terbatas, curahan musim dingin kurang
VII
Polar Tinggi
Curahan kurang sekali,salju turun awal musim dingin, curahan musim panas
Jenis Iklim Strahler (1969)
Jenis Iklim
Faktor penentu iklim
I
Iklim lintang rendah
Massa udara katulistiwa dan tropis
a
Khatulistiwa basah
b
Pantai angin pasat
c
Gurun dan stepa tropis
d
Gurun pantai barat
e
Kering-basah tropis
II
Iklim lintang menengah
Massa udara polar dan tropis
a
Subtropis lembab
b
Pantai barat laut
c
Mediterania
d
Gurun dan stepa lintang menengah
e
Benua lembab
III
Iklim lintang tinggi
Massa udara polar dan artik
Subartik benua
Subartik laut
tundra
IV
Iklim daratan tinggi
Ketinggian sebagai penentu iklim
Jenis Iklim Budyko (1956)
Jenis Iklim
Nilai indeks kekeringan
I
Gurun
> 3
II
Separuh gurun
2-3
III
Stepa
1-2
IV
Hutan
0.33-11
V
Tundra
<0.33
Jenis Iklim Koppen (Dr Wladimir Koppen ahli ilmu iklim dari Jerman, 1918)
Koppen membuat klasifikasi iklim seluruh dunia berdasarkan suhu dan kelembaban udara. Kedua unsur iklim tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap permukaan bumi dan kehidupan di atasnya. Berdasarkan ketentuan itu Koppen membagi iklim dalam lima daerah iklim pokok. Masing-masing daerah iklim diberi simbol A, B, C, D, dan E.
Lambang
Jenis Iklim
A
Iklim Hujan Tropis
Af
Iklim hutan hujan tropis
Aw
Iklim savanna
Am
Iklim monsoon tropis
B
Iklim kering
BSh
Iklim stepa kering
BSk
Iklim stepa sejuk
BWh
Iklim gurun terik
BWk
Iklim gurun sejuk
C
Iklim Hujan Sedang Panas
Cfa
Kelembaban sepanjang musim, musim panas terik
Cfb
Kelembaban sepanjang musim, musim panas panas
Cfc
Kelembaban sepanjang musim, musim panas pendek, sejuk
Cwa
Hujan musim panas,musim panas terik
Cwb
Hujan musim panas,musim panas panas
Csa
Hujan musim dingin,musim panas terik
Csb
Hujan musim dingin,musim panas panas
D
Iklim Hutan Salju Sejuk
Dfa
Kelembaban sepanjang musim, musim panas terik
Dfb
Kelembaban sepanjang musim, musim panas panas
Dfc
Kelembaban sepanjang musim, musim panas pendek, sejuk
Dfd
Kelembaban sepanjang musim, musim dingin dingin luar biasa
Dwa
Hujan musim panas,musim panas terik
Dwb
Hujan musim panas,musim panas panas
Dwc
Hujan musim dingin,musim panas terik
Dwd
Kelembaban sepanjang musim, musim dingin dingin luar biasa
E
Iklim Kutub
ET
Tundra
EF
Salju dan es abadi
Menurut Koppen di Indonesia terdapat tipe-tipe iklim Af, Aw, Am, C, dan D.
  • Af dan Am = terdapat di daerah Indonesia bagian barat, tengah, dan utara, seperti Jawa Barat, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi Utara.
  • Aw = terdapat di Indonesia yang letaknya dekat dengan benua Australia seperti daerah-daerah di Nusa Tenggara, Kepulauan Aru, dan Irian Jaya pantai selatan.
  • C = terdapat di hutan-hutan daerah pegunungan.
  • D = terdapat di pegunungan salju Irian Jaya.
Kriteria utama iklim A,B,C,D,E
Jenis Iklim
Ciri-ciri iklim
A
Suhu rata-rata bulan terdingin minimal 18C, curah hujan tahunan > evapotranspirasi tahunan.
B
Evapotranspirasi potensial tahunan rata-rata > curahan tahunan rata-rata. Tidak ada kelebihan air.
C
Suhu rata-rata bulan terdingin -3 s.d 18C . Bulan terpanas > 10 C.
D
Suhu rata-rata bulan terdingin < 10 C, bulan terpanas >10 C.
E
Suhu rata-rata bulan terpanas < 10 C, untuk daerah tundra 0 s.d 10 C, untuk daerah salju abadi < 10C.
Kriteria tambahan Iklim Koppen
Jenis Iklim
Ciri-ciri iklim
f
Tidak ada musim kering,basah sepanjang tahun.
m
Monsoon,dengan musim kering pendek,dan sisanya hujan lebat sepanjang tahun.
w
Hujan musim panas
S
Kondisi kering pada musim panas
W
Kondisis kering pada musim dingin
Jenis Iklim
Ciri-ciri iklim
a
Musim panas terik, suhu rata-rata bulan terpanas > 22C
b
Musim panas yang panas, suhu rata-rata bulan terpanas <22C
c
Musim panas yang sejuk dan pendek, rata-rata kurang dari 4 bulan memiliki suhu > 10C
d
Musim dingin yang sangat dingin, suhu rata-rata bulan terdingin < -3C
h
Terik, suhu tahunan rata-rata > 18 C
k
Sejuk, suhu tahunan rata-rata < 18 C
Jenis Iklim Thornthwaite (1933)
Pembagian daerah berdasarkan suhu
Lambang
Ciri-ciri iklim
Karakteristik Tanaman
Indeks P-E
A
Basah
Hutan Hujan
>128
B
Lembap
Hutan
64-127
C
Kurang lembap
Padang rumput
32-63
D
Agak kering
Stepa
16-31
E
Kering
Gurun
<16
Lambang
Ciri-ciri iklim
Indeks T-E
A`
Tropis
>128
B`
Mesotermal
64-127
C`
Mikrotermal
32-63
D`
Taiga
16-31
E`
Tundra
<16
F`
Salju
—————————————
Contoh klasifikasi iklim:
BA`: iklim tropis lembab
BB` :iklim mesotermal lembap
CA`:iklim tropis kurang lembap
DA`:iklim tropis agak kering
DB`:iklim mesotermal agak kering
hhhhhhhh
Iklim Schmidt & Feguson
Menggunakan kriteria bulan sebagai berikut:
Bulan
Curah hujan
Basah
> 100 mm
Lembap
60-100 mm
Kering
< 60 mm
Dengan menggunakan persamaan:
Q = jumlah rata-rata bulan kering
Jumlah rata-rata bulan basah
Tahapan menghitung Q:
1. Menghitung jumlah bulan kering dan bulan basah tiap tahun
2. Menjumlahkan hasil no.1 dalm suatu periode (misal 30 tahun)
3. Menghitung nilai Q
Lambang Iklim
Nilai Q
A (Sangat Basah)
< 0.143
B (Basah)
0.144-0.333
C (Agak Basah)
0.334-0.600
D (Sedang)
0.601-1
E (Agak Kering)
1.001-1.670
F (Kering)
1.671-3
G (Sangat Kering)
3.001-7
H (Sangat Kering Sekali)
7.001
Jenis Iklim di Pesisir Pulau Jawa menggunakan klasifikasi Iklim Schmidt-Ferguson (1967-1976)
peta-iklim-jabar1.jpg
Jenis IklimOldeman
Bulan
Curah hujan
Basah
> 200 mm
Kering
< 100 mm

Lambang
Jumlah Bulan Basah Yang Berurutan
A
> 9
B
7-9
C
5-6
D
3-4
E
< 3
Lambang
Jumlah Bulan Basah Yang Berurutan
Jumlah Bulan Kering Yang Berurutan
A
> 9
-
B1
7-9
< 2
B2
7-9
2-4
C1
5-6
< 2
C2
5-6
2-4
C3
5-6
5-6
D1
3-4
<2
D2
3-4
2-4
D3
3-4
5-6
D4
3-4
>6
E1
<3
<2
E2
<3
2-4
E3
<3
5-6
E4
<3
>6
Jenis Iklim di Bandung menggunakan klasifikasi Iklim Oldeman (1967-1976)
oldemanfix.jpg
IklimMohr
Bulan
Curah hujan
Basah
> 100 mm
Lembap
60-100 mm
Kering
< 60 mm
Jenis Iklim Miller
A
Iklim Terik
Suhu rata-rata tahunan > 21.1C, tak ada bulan yang memiliki suhu < 18 C.
Jenis Iklim
Kriteria Curah Hujan
1
Iklim khatulistiwa
Hujan dengan maksimum ganda
1m
Iklim khatulistiwa
Hujan jenis monsun
2
Iklim laut topis
Tak menunjukan musim kering yang jelas
2m
Iklim laut tropis
Hujan jenis monsun
3
Iklim benua tropis
Hujan pada musim panas
3m
Iklim benua tropis
Hujan jenis monsun
B
Iklim Sedang Panas
Tak ada musim dingin, tak ada bulan dengan suhu< 6.1 C
Jenis Iklim
Kriteria Curah Hujan
1
Iklim mediterania
Hujan pada musim dingin
2
Iklim mediterania
Hujan merata
2m
Iklim mediterania
Hujan jenis monsun
C
Iklim Sedang Sejuk
Musim dingin lamanya 1-5 bulan dengan suhu rata-rata < 6.1 C
Jenis Iklim
Kriteria Curah Hujan
1
Iklim laut
Hujan merata atau maksimum pada musim dingin
2
Iklim benua
Hujan maksimum pada musim panas
2m
Iklim benua
Hujan jenis monsun
D
Iklim Dingin
Musim dingin lamanya 6 bulan dengan suhu rata-rata < 6.1 C

Jenis Iklim
Kriteria Curah Hujan
1
Iklim laut
Hujan merata atau maksimum pada musim dingin
2
Iklim benua
Hujan maksimum pada musim panas
2m
Iklim benua
Hujan jenis monsun
E
Iklim Artik
Tidak ada musim panas > 3 bulan dengan suhu rata-rata < 6.1 C
F
Iklim Gurun
Curahan rata-rata < 20 % suhu tahunan rata-rata
1
Iklim gurun terik
Tak ada musim dingin, tak ada bulan dengan suhu < 6.1 C
2
Iklim gurun lintang menengah
Terdapat beberapa bulan dengan suhu < 6.1 C
G
Iklim Pegunungan
Tidak ada musim panas > 3 bulan dengan suhu rata-rata < 6.1 C
Tipe Iklim Menurut Junghuhn
Menurut Junghuhn pembagian daerah iklim dapat dibedakan sebagai berikut
  1. Daerah panas/tropis
    Tinggi tempat antara 0 – 600 m dari permukaan laut. Suhu 26,3° – 22°C. Tanamannya seperti padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa, dan cokelat.
  2. Daerah sedang
    Tinggi tempat 600 – 1500 m dari permukaan laut. Suhu 22° -17,1°C. Tanamannya seperti padi, tembakau, teh, kopi, cokelat, kina, dan sayur-sayuran.
  3. Daerah sejuk
    Tinggi tempat 1500 – 2500 m dari permukaan laut. Suhu 17,1° – 11,1°C. Tanamannya seperti teh, kopi, kina, dan sayur-sayuran.
  4. Daerah dingin
    Tinggi tempat lebih dari 2500 m dari permukaan laut. Suhu 11,1° – 6,2°C. Tanamannya tidak ada tanaman budidaya.
Pembagian iklim menurut Junghuhn
Gambar di atas menunjukan pembagian iklim menurut Junghunn
Pembagian Iklim lainya berdasarkan:
  • Iklim Matahari
  • Iklim Fisis
Iklim Matahari :
1) Iklim Tropis
Iklim tropis terletak antara 0° – 231/2° LU/LS dan hampir 40 % dari permukaan bumi.
Ciri-ciri iklim tropis adalah sebagai berikut:
  • Suhu udara rata-rata tinggi, karena matahari selalu vertikal. Umumnya suhu udara antara 20- 23°C. Bahkan di beberapa tempat rata-rata suhu tahunannya mencapai 30°C.
  • Amplitudo suhu rata-rata tahunan kecil. Di kwatulistiwa antara 1 – 5°C, sedangkan ampitudo hariannya lebih besar.
  • Tekanan udaranya rendah dan perubahannya secara perlahan dan beraturan.
  • Hujan banyak dan lebih banyak dari daerah-daerah lain di dunia.
2)
Iklim Sub Tropis
Iklim sub tropis terletak antara 231/2° – 40°LU/LS. Daerah ini merupakan peralihan antara iklim tropis dan iklim sedang.
Ciri-ciri iklim sub tropis adalah sebagai berikut:
  • Batas yang tegas tidak dapat ditentukan dan merupakan daerah peralihan dari daerah iklim tropis ke iklim sedang.
  • Terdapat empat musim, yaitu musim panas, dingin, gugur, dan semi. Tetapi musim dingin pada iklim ini tidak terlalu dingin. Begitu pula dengan musim panas tidak terlalu panas.
  • Suhu sepanjang tahun menyenangkan. Maksudnya tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.
  • Daerah sub tropis yang musim hujannya jatuh pada musim dingin dan musim panasnya kering disebut daerah iklim Mediterania, dan jika hujan jatuh pada musim panas dan musim dinginnya kering disebut daerah iklim Tiongkok.
3)
Iklim Sedang
Iklim sedang terletak antara 40°- 661/2° LU/LS. Ciri-ciri iklim sedang adalah sebagai berikut:
  • Banyak terdapat gerakan-gerakan udara siklonal, tekanan udara yang sering berubah-ubah, arah angin yang bertiup berubah-ubah tidak menentu, dan sering terjadi badai secara tiba-tiba.
  • Amplitudo suhu tahunan lebih besar dan amplitudo suhu harian lebih kecil dibandingkan dengan yang terdapat pada daerah iklim tropis.
4)
Iklim Dingin (Kutub)
Iklim dingin terdapat di daerah kutub. Oleh sebab itu iklim ini disebut pula sebagai iklim kutub. Iklim dingin dapat dibagi dua, yaitu iklim tundra dan iklim es.
Ciri-ciri iklim tundra adalah sebagai berikut:
  • Musim dingin berlangsung lama
  • Musim panas yang sejuk berlangsung singkat.
  • Udaranya kering.
  • Tanahnya selalu membeku sepanjang tahun.
  • Di musim dingin tanah ditutupi es dan salju.
  • Di musim panas banyak terbentuk rawa yang luas akibat mencairnya es di permukaan tanah.
  • Vegetasinya jenis lumut-lumutan dan semak-semak.
  • Wilayahnya meliputi: Amerika utara, pulau-pulau di utara Kanada, pantai selatan Greenland, dan pantai utara Siberia.
Sedangkan ciri-ciri iklim es atau iklim kutub adalah sebagai berikut:
• Suhu terus-menerus rendah sekali sehingga terdapat salju abadi.
• Wilayahnya meliputi: kutub utara, yaitu Greenland (tanah hijau) dan Antartika di kutub selatan.
Iklim Fisis
Iklim fisis adalah berdasarkan fakta sesungguhnya di suatu wilayah muka bumi sebagai hasil pengaruh lingkungan alam yang terdapat di wilayah tersebut. Misalnya, pengaruh lautan, daratan yang luas, relief muka bumi, angin, dan curah hujan. Iklim
Fisis terdiri dari:
1)
Iklim laut (Maritim)
Iklim laut berada di daerah (1) tropis dan sub tropis; dan (2) daerah sedang. Keadaan iklim di kedua daerah tersebut sangat berbeda.
Ciri iklim laut di daerah tropis dan sub tropis sampai garis lintang 40°, adalah sebagai berikut:
a) Suhu rata-rata tahunan rendah;
b) Amplitudo suhu harian rendah/kecil;
c) Banyak awan, dan
d) Sering hujan lebat disertai badai.
Ciri-ciri iklim laut di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:
a) Amplituda suhu harian dan tahunan kecil;
b) Banyak awan;
c) Banyak hujan di musim dingin dan umumnya hujan rintik-rintik;
d) Pergantian antara musim panas dan dingin terjadi tidak mendadak dan tiba-tiba.
2)
Iklim Darat (Kontinen)
Iklim darat dibedakan di daerah tropis dan sub tropis, dan di daerah sedang. Ciri-ciri iklim darat di daerah tropis dan sub tropis sampai lintang 40(, yaitu sebagai berikut:
a) Amplitudo suhu harian sangat besar sedang tahunannya kecil; dan
b) Curah hujan sedikit dengan waktu hujan sebentar disertai taufan.
Ciri iklim darat di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:
a) Amplitudo suhu tahunan besar;
b) Suhu rata-rata pada musim panas cukup tinggi dan pada musim dingin rendah; dan
c) Curah hujan sangat sedikit dan jatuh pada musim panas.
3)
Iklim Dataran Tinggi
Iklim ini terdapat di dataran tinggi dengan ciri-ciri, adalah sebagai berikut:
a) Amplitudo suhu harian dan tahunan besar;
b) Udara kering,
c) Lengas (kelembaban udara) nisbi sangat rendah; dan
d) Jarang turun hujan.
4)
Iklim Gunung
Iklim gunung terdapat di dataran tinggi, seperti di Tibet dan Dekan. Ciri-cirinya, yaitu sebagai berikut:
a) Amplitudo suhu lebih kecil dibandingkan iklim dataran tinggi;
b) Terdapat di daerah sedang;
c) Amplitudo suhu harian dan tahunan kecil;
d) Hujan banyak jatuh di lereng bagian depan dan sedikit di daerah bayangan hujan;
e) Kadang banyak turun salju.
5)
Iklim Musim (Muson)
Iklim ini terdapat di daerah yang dilalui iklim musim yang berganti setiap setengah tahun. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
a) Setengah tahun bertiup angin laut yang basah dan menimbulkan hujan;
b) Setengah tahun berikutnya bertiup angin barat yang kering dan akan menimbulkan musim kemarau.
Gambar di bawah menunjukan perbandingan distribusi dan intensitas curah hujan klimatologi antara dua periode (1931-1960) dengan periode (1961-1990) dan terjadi perubahan yang besar hal ini juga menunjukan terjadi perubahan iklim di beberapa tempat tersebut.