1. Pengertian Bumi
Bumi adalah sebuah planet yang bergerak mengelilingi matahari. Planet bumi dari waktu ke waktu mengalami perkembangan dan perubahan terus menerus tanpa henti. Perubahan dan perkembangan itu dikendalikan terutama oleh proses-proses endogenik dan eksogenik, serta seluruh perkegerakan benda langit. Bumi yang berbentuk bulat berputar mengitari porosnya dan berputar mengelilinggi matahari. Hal itu menyebabkan terjadinya perbedaan iklim, terjadinya arus air laut dari wilayah dengan iklim dingin (kutub) ke wilayah beriklim panas (tropis) dan perubahan arus udara. Terjadi perubahan cuaca serta perubahan suhu global dari waktu ke waktu.
2. Proses terjadinya bumi
Pembentukan bumi tidak terlepas dari proses pembentukan alam semesta, dimana bumi merupakan salah satu planet yang dihuni oleh manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan.
a. Teori Nebula
Berkaitan dengan pembentukan bumi ini, Lapplace secara terus-menerus mengembangkan konsepsi dari Immanuel Kant (1724-1804). Menurut Lapplace asal mula bumi terbentuk oleh adanya kabut berupa gas yang saling mendekati satu sama lainnya. Pada saat mendekat terjadilah suatu pusaran pada inti kabut. Pusaran semakin lama semakin cepat dan kabut disekitarnya tersedot dan ikut berputar sehingga putaran kabut semakin lama semakin cepat dan bola kabut semakin besar. Dengan kecepatan pusaran yang sangat cepat, menimbulkan gesekan antara masa kabut yang mengakibatkan timbulnya panas. Suhu semakin tinggi sesuai dengan semakin cepatnya gesekan diantara masa kabut itu. Titik kulminasi suhu tersebutmenimbulkan kabut tersebut berpijar (nebula) yang berputar secara sentrifugal.
Pada kondisi perputaran yang maksimum, sebagian nebula tidak kuat untuk bertahan sehingga terlontardan terpisahkan antara satu dengan yang lainnya. Pecahan-pecahan nebula itu berputar sendiri-sendiri dengan kecepatan yang berbeda. Pada kondisi suhu maksimum terjadi reaksi inti (nuklir), dimana unsur ini mengalami pembentukan dari unsure sederhana menjadi unsure yang kompleks. Dengan menurunnya suhu, reaksi nuklir terhenti, maka terbentuklah susunan bumi serta planet dan tata surya lainnya yang kita lihat sekarang ini. Pada waktu itu bumi juga mengalami reaksi, sehingga bumi mengeluarkan sebagian dari bagiannya dalam keadaan panas dan lama-lama dingin, dari bagian bumi yang terlepas itu akan terbentuk lubang yang sekarang diduga sebagai Samudra Pasifik
b. Teori Pasang Surut Gas
Pada tahun 1917 sarjana Inggris, james Jeans (1877-1946) dan Herald Jeffries, menggunakan teori tentang terjadinya planet-planet termasuk juga bumi. Menurut hipotesis ini pada suatu saat sebuah bintang yang hamper sama besarnya yang hamper sama dengan matahari melintas di dekat matahari. Hal ini menimbulkan terjadinya pasang pada matahari. Pasang ini berbentuk cerutu yang lebih besar. Bentuk cerutu yang lebih besar ini kemudian bergerak mengelilingi matahari dan mengalami perpecahan menjadi sejumlah butir-butir yang kecil, sehingga akhirnya membentuk gumpalan-gumpalan sebesar planet-planet yang ada sekarang. Hal yang sama juga terjadi pada pembentukan satelit dan planet.
c. Teori Peledakan Bintang
Teori ini dikemukakan oleh ahli astronomi dari Inggris Fred Hoyle pada tahun 1956. Kemungkinan matahari memiliki kawan sebuah bintang (matahari juga bintang) dan pada mulanya berevolusi satu sama lain. Ada juga diantaranya yang memadat dan mungkin terjerat di dalam orbit keliling matahari. Banyak bintang yang meledak akan bebas di ruang angkasa. Teori ini didukung oleh ahli astronomi, karena banyak bintang ganda atau kembar telah diketahui ternyata memang ada.
d. Teori Big Bang
Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran yang dilakukannya tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.
.
3. Teori-teori tentang perkembangan muka bumi
Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:
1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan unsur.
2. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
3. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.
Perubahan di bumi disebabkan oleh perubahan iklim dan cuaca. Beberapa pendapat tentang teori perkembangan muka bumi adalah sebagai berikut:
a. Teori Kontraksi
Teori ini diformulasikan oleh James Dana di AS tahun 1847 dan Elie de Baumant di eropa tahun 1952. Secara ringkas mereka berpendapat bahwa kerak bumi mengalami pendinginan sebagai akibat konduksi panas. Dengan demikian permukaan bumi menjadi tidak rata. Bumi dianggap sama seperti buah apel yang apabila bagian dalamnya mengering maka kulitnya mengerut, tidak rata (keriput).
b. Teori Pergeseran Benua
Tahun 1915 Alfred Wegener mengemukakan teorinya yang sangat terkenal di kalangan pakar geologi sampai tahun 60-an. Wegener berpendapat bahwa dahulu mula-mula hanya ada satu benua yang disebutpangea. Kemudian pada permulaan mosoikum benua tersebut mulai bergeser perlahan-lahan kea rah ekuator dan barat, sampai terpecah dan mencapai posisi seperti yang ada sekarang ini. Teorinya ini diperkuat dengan keterangan-keterangan bahwa antara benua-benua misalnya antara Amerika Selatan dengan Afrika ada bukti kesamaan spesies litologi dan palaentologi pada periode Cretaceous di kedua daerah tersebut.
Adapun penyebab gerakan tersebut dikemukakan sebagai akibat dari rotasi bumi yang menghasilkan gaya sentrifugal, sehingga berakibat kecenderungan gerakan kearah ekuator. Selain itu juga adanya gerakan tarik menarik antara bumi dan bulan menghasilkan gerakan kearah barat seperti halnya pada gelombang pasang (bulan bergerak dari arah barat ke timur dalam pergerakannya mengorbit bumi).
c. Teori Konveksi
Teori ini mengemukakan bahwa pada aliran konveksi di dalam lapisan astenosfer yang agak kental, dimana pengaruhnya sampai ke kerak bumi yang ada diatasnya. Kemudian diperluas oleh pakar lainnya bahwa aliran konveksi ini merambat kedalam kerak bumi menyebabkan batuan kerak bumi menjadi lunak. Gerakan aliran dari dalam menyebabkan permukaan bumi menjadi tidak rata.
Salah seorang pengikut teori ini, Hary Hess dari Princenton University pada tahun 1962, mengemukakan hipotesanya tentang aliran konveksi yang sampai ke permukaan bumi di Mid Ocean Ridge. Di puncak Mid Ocean Ridge tersebut lava mengalir terus dari dalam kemudian tersebar kedua sisinya lalu membeku membentuk kerak bumi baru
d. Teori Pergeseran dasar laut
Ahli geologi dasar laut AS, Robert Diesz mengemukakan hipotesa Hess. Perkembangan penelitian topografi dasar laut membawa bukti-bukti baru tentang terjadinya pergeseran dasar laut dari arah punggungan dasar laut kedua sisinya. Penyelidikan umur sedimen dasar laut mendukung hipotesa tersebut dimana makin jauh dari pungggungan dasar laut makin tua umurnya. Berarti ada gerakan yang arahnya dari punggungan dasar laut. Beberapa contoh punggungan dasar laut tersebut adalah: Mid Ocean Ridge, East Pasifik Ridge, Antlantic-Indian Ridge, dan Pasifik-Antlantic Ridge.
4. Mendeskripsikan karakteristik perlapisan bumi
Bagian litosfer yang yang paling atas bagaikan kulit ari pada kulit kita dan merupakan lapisan kerak bumi yang tipis. Lapisan kerak bumi itu terdiri dari dua bagian, yaitu:
1. Kerak bumi yang tebalnya sekitar 40 km
2. Kerak dasar samudra yang tebalnya sekitar 10 km
Litosfer terpecah-pcah menjadi sekitar 12 lempeng. Dinamakan lempeng, karena bagian litosfer itu mempunyai ukuran yang besar di kedua dimensi horizontal (panjang dan lebar), tetapi berukuran kecil pada arah vertical. Lempeng-lempeng itu masing-masing mempunyai gerak pergeseran mendatar. Akibat arah pergeseran yang tidak sama, terjadi tiga jenis batas pertemuan antara lempeng- lempeng itu, yaitu:
a. Daerah Dua Lempeng Saling Menjauh
Di daerah dua lempeng saling menjauh terdapat beberapa fenomena, seperti:
1. Perenganggan lempeng yang disertai pertumbukan kedua tepi lempeng tersebut
2. Pembentukan tanggul dasar samudra disepanjang tempat perenganggan lempeng. Terbentuknya tanggul diakibatkan proses vulkanisme yang bertumpuk sepanjang celah. Tanggul seperti itu terdapat di laut atlantik, memanjang dari kutub utara sampai mendekati kutub selatan. Celah ini menjadikan benua Amerika saling menjauh dengan benua Afrika dan Eropa.
Di Samudra Pasifik terdapat tanggul di bagian tenggara Samudra yang membujur ke utara sampai ke teluk Kalifornia. Di bagian selatan Samudra Hindia, tanggul seperti itu memanjang dari barat ke timur, mendorong lempeng Samudra Hindia atau lempeng Indonesia-Australia kea rah utara. Pergeseran lempeng mendorong anak BenuaIndia yang berasal dari dekat Antartika, bertabrakan dengan lempeng Benua Asia dan menyebabkan pembentukan Gunung Himalaya.
3. Aktivitas vulkanisme laut dalam menghasilkan lava basa berstruktur bantal dan hamparan leleran lava yang encer.
4. Aktivitas gempa di dasar laut dan disekitarnya
b. Daerah Pertemuan Dua Lempeng
Di daerah pertemuan dua lempeng terdapat beberapa fenomena, seperti:
1. Terdapat aktivitas vulkanisme, intrusi dan ekstrusi
2. Merupakan daerah hiposentra gempa dangkal dan dalam
3. Lempeng dasar samudra menujam ke bawah lempeng benua
4. Terbentuk palung laut di daerah tumbukan itu
5. Pembengkakan tepi lempeng benua yang merupakan deretan pegunungan
6. Penghancuran lempeng akibat pergesekan lempeng dan
7. Timbunan sedimen campuran yang dalam geologi dikenal dengan nama batuan bancuh atau melange
c. Daerah Dua Lempeng Saling Berpapasan
Di daerah seperti ini terdapat aktivitas vulkanisme yang lemah disertai gempa yang tidak kuat. Gejala pergeseran itu tampak pada tanggul dasar samudera yang tidak berkesinambungan dan terputus-putus. Akibat dari lempeng yang saling berpapasan adalah terbentuknya lipatan dan juga patahan. Pada lipatan bagian lembah yang turun, dinamakan sinklin dan puncak terangkat dinamakan antiklin. Sebuah patahan dicirikan oleh bidang pergeseran. Pergeseran di daerah patahan mungkin verikal, mendatar, mungkin juga miring tergantung pada arah tenaga penyebabnya. Tenaga patahan dapat berupa tarikan, artinya dua tenaga yang saling menjauh, atau mungkin juga berupa tekanan, artinya dua tenaga saling menekan.
5. Teori Tektonik Lempeng dan Kaitannya dengan Persebaran Gunung Api dan Gempa Bumi
1. Gerakan lempeng
Gerakan lempeng-lempeng yang membentuk bumi menyebabkan terjadinya gempa dan aktivitasnya vulkanisme. Secara umum, gerakan lempeng dibedakan atas gerakan lempeng yang saling bertabrakan, saling menjauh, dan gerakan lempeng yang saling bergesekan.
2. Gejala vulkanisme di Indonesia dan pengarunya terhadap kehidupan penduduk
Gerakan lempeng-lempeng yang membentuk bumi menyebabkan terjadinya gempa dan aktivitas vulkanisme. Teuri tektonik lempeng dapat menjelaskan proses pembentuk gunung api, gejala perlipatan, gejala sesar, dan juga peristiwa terjadinya gempa (terutama gejala tektonik dan vulkanik).
0 komentar:
Posting Komentar