Raisa menarik-narik baju ibunya . Raisa terus menarik baju ibunya . Raisa masih menarik baju ibunya .
"Kenapa sayaaang , mami lagi sibuk. Sebentar ya kamu main diluar dulu " kemudian Maudy kembali tenggelam dalam layar komputernya
beberapa saat kemudian
"Nyonya , nyonya , nyonya... " si bibi dengan gaduh menghampiri ruangan Maudy . Keningnya berkeringat
"Ada apa sih bi? berisik banget" Maudy merasa terganggu dengan kedatangan pembantunya itu
"Emm a..nu bu , itu non Raisa"
"Kenapa lagi Raisa? Masa jagain anak kecil gitu aja gabisa . Udah sana saya masih sibuk nyari uang buat gaji kamu sama makan raisa . Jangan ganggu sampe sore . Itu uang buat jajan didalem laci samping telepon"
"Tapi bu.." Si bibi mencoba memberitahu
"Ga ada tapi-tapian . Pokoknya jangan ketuk pintu ruangan saya sampai sore"
pukul 5 sore
Garasi depan bederak terbuka , cahaya lampu mobil sedikit menyorot ruang tengah
Pintu depan dibanting terbuka
"Maudy! Maudy! Maudy!"
"Eh mas udah pulang" sapa Maudy hangat sambil merangkul kemudian mencium suaminya
"Apa apaan kamu! Telpon rumah malah mesin yang jawab . Hp kamu yang paling canggih kemana?Anak masuk Icu masih bisa anteng di depan komputer?!"
"Mas.. Apa mas? siapa yang masuk Icu?"
"halah! ya Raisa lah anak kita. Kemana aja kamu daritadi ? jagain anak kecil gitu aja gabisa . Aku tuh kerja buat makan kamu sama Raisa biar bisa gaji pembantu kita juga!"
"Tapi bibi gabilang apa apa ke aku mas" Maudy mulai terisak mengingat perkataannya tadi siang terhadap bibi
"Bukannya kamu ga ngasih dia kesempatan bicara? kamu malah sibuk apa itu sama Facebook! komen-komenan ga jelas yang ujung-ujungnya malah ngehamburin uang aku" plak! tangan Karyo melayang di pipi Maudy
"Mas ga perlu nampar aku!"
"Orang kayak kamu itu emang perlu dikasih pelajaran , dikasih amanah buat jaga anak ngurus rumah malah begini"
"Emang dipikir orang paling bener itu kamu mas? Aku juga butuh hiburan ."
"Aku gabilang kalo aku orang paling bener . Aku juga berusaha . Kamu butuh hiburan? Apa kurang brondong-brondong yang sering kamu bawa pulang itu? Yang sering diliat Raisa? kurang apa lagi? Arisan tiap minggu yang kamu ikutin itu masih kurang juga? Sepatu ratusan pasang yang ga diurus itu masih kurang? Tiap bulan ke eropa itu masih kurang juga? Manusia ga ada sukur!"
Maudy menutup kuping , kepalanya menunduk kemudian ia menangis
"Mas udah mas aku kan udah minta maaf kejadian tahun lalu itu . Gausah diungkit lagi"
"Dipikir enak denger dari anak sendiri? Raisa tuh harus nya ngeliat yang bagus-bagus , dia harusnya jarin yang baik-baik. Emang kamu pikir aku bisa lupain gitu aja? Apalagi sekarang kamu masih belum berubah juga?"
"Iya mas udaaah aku udah minta maafff... udah 3 jam kita berdiri kayak gini aku terima kamu namparin aku , tapi kamu belum jelasin juga Raisa kenapa"
"Oooh masih peduli Raisa? Cih telat kamu pas dia udah kenapa-napa baru kamu peduliiin..."
mesin penjawab telepon otomatis menyala , teriakan Karyo terhenti . Seketika hening
suara isakan bibi "Bapak..Ibu.. Apa kalian masih dirumah? Nomor hp ga ada satupun yang aktip . Ini Raisa.. Udaaah ga ada paak buuu" klik.
by : waffa aliah